Hallo Semua,
Tengah ramai di twitter satu penerbangan Malaysia MYAirlines mengalami masalah keuangan sehingga harus memberhentikan banyak rute penerbangannya. ( Malaysia’s MYAirline suspends operations amid capital crunch dikutip dari ch- aviation news ). Industri maskapai penerbangan adalah medan pertempuran yang keras dan tak kenal ampun, tempat banyak maskapai bertarung untuk mendapatkan keuntungan dan pertumbuhan. Seiring berjalannya waktu, banyak maskapai penerbangan tidak hanya di Indonesia bahkan di seluruh dunia yang datang dan pergi, dengan alasan utama adalah kesulitan keuangan dan sehingga akhirnya bangkrut. Bisnis penerbangan memang menantang, dengan tantangan yang bervariasi mulai dari fluktuasi harga bahan bakar, persaingan tarif, hingga regulasi penerbangan yang selalu berubah. Banyak maskapai yang tidak dapat bertahan di tengah tekanan dan tantangan ini, sehingga harus menutup operasional mereka. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tantangan operasional, penting bagi maskapai penerbangan untuk tetap inovatif dan efisien agar dapat bertahan dan berkembang.
Maskapai penerbangan adalah salah satu industri yang sangat kompleks dan juga berisiko. Secara umum, banyak faktor yang dapat memicu kebangkrutan dalam industri ini. Namun, kita perlu memahami dulu karakteristik unik dari industri penerbangan.
Industri penerbangan memiliki biaya operasional yang sangat tinggi seperti biaya bahan bakar, biaya perawatan pesawat, biaya personil dan biaya bandara. Selain itu, industri penerbangan juga sangat sensitif terhadap perubahan harga bahan bakar dan fluktuasi mata uang. Kebijakan pemerintah dan regulasi juga dapat mempengaruhi operasional dan keuangan maskapai.
Nah, bagaimana maskapai penerbangan bisa bangkrut? Salah satu faktor utamanya adalah manajemen keuangan yang buruk. Ini bisa berupa pengelolaan biaya operasional yang tidak efisien, hutang yang tidak terkelola dengan baik, atau kegagalan dalam merencanakan dan mengantisipasi risiko.
Misalnya, maskapai Ansett Australia dan Sabena dari Belgia. Mereka mengalami kebangkrutan karena tidak mampu mengelola biaya operasional dan hutang yang tinggi. Kedua maskapai ini juga tidak mampu beradaptasi dengan perubahan di industri penerbangan, seperti persaingan dari maskapai berbiaya rendah dan perubahan preferensi konsumen.
Selain itu, faktor eksternal juga memainkan peran penting. Misalnya, peristiwa seperti serangan teroris, bencana alam, atau pandemi dapat membuat jumlah penumpang turun drastis. Maskapai yang tidak memiliki cadangan keuangan atau strategi bisnis yang fleksibel mungkin tidak akan mampu bertahan.
Selain Ansett Australia dan Sabena, ada juga beberapa contoh maskapai penerbangan lainnya yang mengalami kebangkrutan. Contohnya adalah Kingfisher Airlines dari India yang bangkrut pada tahun 2012 karena hutang yang menumpuk dan manajemen yang buruk. Lalu ada juga Primera Air dari Denmark yang bangkrut pada tahun 2018 setelah gagal dalam ekspansi jarak jauh dengan pesawat berbiaya rendah.Namun demikian bisnis Penerbangan pastinya tidak akan mati karena mode udara telah menjadi kebutuhan manusia.
Jadi, bagi mereka yang berminat berkarir di penerbangan apa yang harus dipersiapkan oleh pencari kerja di industri ini yang pastinya lebih ketat kompetisinya ? Pertama, mereka harus tetap update dengan perkembangan terbaru dalam industri penerbangan. Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan keinginan untuk terus belajar sangat penting.
Kedua, memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen bisnis dan keuangan juga akan sangat membantu. Dari semua level karyawan atau management harus memiliki visi yang sama dalam hal pemahaman bagaimana Perusahaan penergangan secara bisnis dan keuangan dikelola. Banyak maskapai penerbangan yang bangkrut karena manajemen yang buruk dan karyawan tidak teredukasi atau terinformasikan dengan baik terhadap karakteristik perusahaan penerbangan terutama dari sisi pengelolaan sehingga mengakibatkan Perusahaan bangkrut. Kekuatan manajemen keuangan dan vision alignment para karyawan yang baik disemua lini adalah kunci untuk sukses.
Bagus pula jika karyawan memiliki multi keterampilan , kemampuan komunikasi dan kerjasama tim yang baik. Industri penerbangan adalah industri yang sangat dinamis dan sering membutuhkan koordinasi antara berbagai departemen dan tim.
Untuk para staf maskapai penerbangan, mereka harus selalu siap dengan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi. Mereka perlu memahami bagaimana maskapai bisa menghasilkan pendapatan, tidak hanya dari penjualan tiket penumpang, tetapi juga dari penjualan kargo dan kurir. Pengetahuan tentang strategi pemasaran, manajemen pelanggan, dan operasi maskapai sangat penting dalam industri ini dan didukung oleh karyawan karyawan yang handal.
Selain itu, mereka juga harus memahami bagaimana teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan pengalaman penumpang. Teknologi seperti sistem manajemen penjualan kargo, aplikasi pemesanan tiket, dan sistem manajemen hubungan pelanggan dapat membantu maskapai menghasilkan lebih banyak pendapatan dan memberikan layanan yang lebih baik kepada penumpang dan pelanggan.
Namun, yang paling penting adalah semangat dan dedikasi. Industri penerbangan adalah industri yang sangat dinamis dan penuh tantangan. Tapi, jika kita mau belajar dan beradaptasi, kita bisa mencapai kesuksesan.
Industri penerbangan memang memiliki banyak tantangan, tapi juga banyak peluang. Kami percaya bahwa dengan pengetahuan yang tepat, keterampilan yang baik, dan semangat yang kuat, kita semua bisa membantu industri ini bertahan dan berkembang. Mari kita terus belajar dan berinovasi, demi masa depan industri penerbangan yang lebih baik.
Salam Sehat Semangat Sukses
Bambang Purnomo , SS-BA, CSCA, CAVM Solution Consultant