Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Halo,

Malaysia Airlines menjadi trending topic kemarin di Malaysia karena Flight MH2664 menuju Tawau Kembali ke pangkalan. Memang sih kejadian hilangnya MH 370 sampai sekarang masih menjadi misteri, sehingga apapun yang terjadi dengan maskapai ini cepat mendapatkan reaksi dari public.

Kali ini kita bakal ngomongin soal dua hal yang bisa dibilang cukup penting di dunia penerbangan, yaitu ‘Balik ke Apron’ (RTA) dan ‘Return to Base’ (RTB). Kedengerannya sih simpel, tapi di balik itu ada banyak hal yang perlu kita pahami.

Pertama, ‘Balik ke Apron’ ( RTA) itu apa sih? Jadi gini, bayangin pesawat udah siap lepas landas. Nah, tiba-tiba sebelum take-off, pesawat tersebut harus balik lagi ke tempat parkir pesawat atau apron. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, misalnya ada masalah teknis di pesawat, ada barang atau bagasi yang ketinggalan, atau mungkin ada penumpang yang sakit atau bikin onar.

Sedangkan RTB atau ‘Return to Base’, ini lebih serius lagi. Pesawat yang udah terbang harus balik ke bandara asalnya. Alasannya juga bermacam-macam, bisa jadi karena kondisi cuaca yang mendadak buruk, ada masalah kesehatan penumpang yang serius, atau masalah teknis yang nggak bisa diabaikan.

Nah, pilot itu kan kapten kapalnya pesawat. Mereka punya tanggung jawab buat memastikan semua yang ada di pesawat itu selamat. Jadi, kalo ada situasi yang nggak memungkinkan untuk terus penerbangan, mereka harus ambil keputusan untuk balik ke apron atau RTB. Keputusan ini diambil berdasarkan analisis risiko, prosedur yang ada, dan tentu saja pengalaman si pilot itu sendiri.

Kalo udah terjadi ‘Balik ke Apron’ atau RTB, pastinya ada efek domino yang terjadi. Maskapai bisa rugi besar, mulai dari biaya bahan bakar, biaya operasional tambahan, sampai dana kompensasi untuk penumpang. Belum lagi masalah jadwal penerbangan yang harus diatur ulang dan efek kepercayaan penumpang yang mungkin turun.

Sebagai contoh, ada kejadian di mana pesawat harus ‘Balik ke Apron’ gara-gara ada penumpang yang salah naik pesawat. Atau kasus RTB yang terkenal, seperti ketika pesawat Southwest Airlines penerbangan 1380 harus balik ke Philadelphia setelah salah satu mesinnya rusak di udara. Kejadian ini sayangnya berakhir dengan satu korban jiwa. Garuda Indonesia juga barusan ini dikabarkan RTB karena alas an safety ( https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7136452/kronologi-pesawat-garuda-ga-716-jakarta-melbourne-putar-balik)

Contoh lainnya nih,  ada kejadian pas pesawat Garuda Indonesia yang harus balik ke apron gara-gara ada indikasi masalah teknis di kokpit (https://news.detik.com/berita/d-1555775/garuda-balik-ke-apron-bandara-yogya-karena-indikator-lampu-kargo-menyala),  Mereka nggak jadi take-off dan memutuskan untuk cek ulang semua sistem keamanannya. Keputusan cepat dari pilotnya ini bisa mencegah hal-hal yang nggak diinginkan.

Trus, pernah juga ada cerita dari pesawat Air Asia yang udah hampir setengah jalan terbang ke tujuan, tapi harus RTB karena ada masalah pada tekanan kabin. Bayangin aja, penumpang udah bersiap buat nyampe destinasi, eh tiba-tiba harus balik lagi ke bandara asal. Meskipun mungkin bikin rencana berantakan, tindakan ini diambil untuk keselamatan semua yang ada di dalam pesawat.( https://jatim.antaranews.com/berita/170954/pesawat-air-asia-lakukan-rtb-ke-juanda)

Oh iya, pernah denger nggak soal pesawat yang balik ke apron karena ada yang lupa matiin kompor gas di rumah? Kejadian unik ini terjadi pada sebuah penerbangan domestik di Indonesia. Seorang penumpang tiba-tiba ingat bahwa dia lupa matiin kompor gas, dan minta turun. Pesawat pun akhirnya kembali ke apron demi keamanan penumpang tersebut. Jika itu benar sah sah saja pilot memutuskan untuk kembali ke Apron jika terdapat penumpang yang tidak bisa dikendalikan dan dapat membahayakan penertbangan ( unrully passengers ) dengan banyak sebab.

Jadi singkatnya, ‘Balik ke Apron’ dan ‘Return to Base’ itu bukan hal yang biasa terjadi, tapi kalo udah terjadi, itu semua demi alasan yang paling utama: keselamatan. Pilot dan awak pesawat selalu dihadapkan pada keputusan-keputusan penting yang bisa menentukan nasib banyak orang. Jadi, meskipun ada sedikit kerugian atau ketidaknyamanan, lebih baik kita hargai keputusan mereka yang selalu menjaga kita tetap aman selama di udara. Bagi maskapai, insiden-insiden ini bisa jadi pelajaran berharga untuk selalu update dan meningkatkan prosedur keselamatan mereka. Buat kita yang sering terbang, mari kita selalu mendukung dan menghargai upaya maskapai dan awak pesawat dalam menjaga penerbangan yang aman dan nyaman, meskipun ada kalanya kita harus balik ke apron atau RTB. Keamanan selalu nomor satu, guys!

Salam Sehat Semangat Sukses

Bambang Purnomo , SS-BA, CSCA, CAVM Solution Consultant

 Klik di sini buat Donasi para anak yatim piatu dan mendukung eNews PA dengan berita berita Inspiratif lainnya 💡 💡 💡Click here to Donate Orphanages and support insightful, inspirative eNews from PA 💡 💡 💡

Leave a comment

OUR PARTNER

Email

Email

POWER ACTION © 2024. All rights reserved.

POWER ACTION © 2024. All rights reserved.