Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hallo Semua,

Proses pemilihan pemimpin adalah perjalanan yang menarik dan kompleks yang melibatkan berbagai aspek, termasuk usia. Dalam masyarakat modern saat ini, usia memang tidak lagi dianggap sebagai batasan, tetapi lebih menjadi faktor penentu dalam menilai kualitas dan kapabilitas seorang pemimpin. Pemimpin berusia lanjut dapat menawarkan pengalaman dan kebijaksanaan. Proses pemilihan pemimpin yang mempertimbangkan usia ini menjadi penting dalam memastikan bahwa pemimpin yang dipilih memiliki kombinasi yang tepat dari pengetahuan, pengalaman, dan energi yang diperlukan untuk memandu organisasi atau negara mereka ke arah yang lebih baik. Dengan pemahaman mendalam tentang dinamika ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya proses pemilihan pemimpin yang inklusif dan beragam.

Jika pemimpinnya sudah ditetapkan, pemilihan wakil ketua juga sangat vital. Untuk memahami peran penting seorang Wakil Ketua dalam organisasi, kita harus membayangkan organisasi sebagai sebuah kapal besar. Ketua atau CEO adalah kapten kapal tersebut, sedangkan Wakil Ketua adalah tangan kanan yang berperan penting dalam memastikan kapal berlayar dengan lancar.

Wakil Ketua memiliki peran krusial dalam menjalankan dan memfasilitasi operasional harian organisasi. Ia berperan sebagai jembatan antara CEO dan anggota lainnya dalam organisasi, memastikan bahwa informasi dan instruksi berjalan dengan baik dan efisien.

Selain itu, Wakil Ketua juga berperan penting dalam mendukung CEO. Ia harus bisa mengisi kekosongan dan menangani tugas-tugas Ketua ketika Ketua tidak dapat hadir atau melakukan tugasnya. Oleh karena itu, seorang Wakil Ketua harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang visi dan misi organisasi, serta memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas Ketua.

Tidak hanya itu, Wakil Ketua juga perlu memiliki keterampilan interpersonal yang baik. Ia harus bisa berkomunikasi dengan efektif dan mampu membangun hubungan baik dengan seluruh anggota organisasi. Selain itu, seorang Wakil Ketua juga harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana, serta mampu menghadapi tekanan dan tantangan yang mungkin muncul dalam menjalankan tugasnya.

Dalam konteks organisasi politik, Wakil Ketua juga harus bisa menjaga reputasinya sebagai sosok yang dapat dipercaya dan dihormati. Ia harus mampu memenangkan persepsi publik dan menjaga citra baik organisasi. Untuk itu, Wakil Ketua harus bisa menjadi contoh dan panutan bagi anggota lainnya dalam organisasi, menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan integritas dan profesionalisme.

Mari kita lihat sukses yang diraih oleh Gojek, salah satu startup terbesar di Indonesia. Nadiem Makarim, pendiri Gojek, adalah Ketua yang lebih tua dan berpengalaman, sedangkan Kevin Aluwi, sebagai Wakil Ketua, adalah sosok yang lebih muda. Mereka berdua membentuk tim yang kuat dan saling melengkapi. Nadiem dengan pengalaman dan visinya, dan Kevin dengan pemahaman teknologi yang mendalam dan energi muda yang inovatif. Kolaborasi ini berhasil membawa Gojek menjadi salah satu unicorn pertama di Indonesia dan mengubah wajah transportasi di negara ini.

Bill Gates dan Steve Ballmer di Microsoft adalah contoh yang baik mengenai kerjasama antara Ketua dan Wakil Ketua. Bill Gates, selaku pendiri, memimpin dengan visi dan inovasinya, sedangkan Steve Ballmer, selaku Wakilnya, membantu mengoperasikan dan mengembangkan bisnis tersebut, yang pada gilirannya memposisikan Microsoft sebagai pemimpin global dalam teknologi informasi.

Di sisi lain, kita bisa melihat contoh konflik antara Ketua dan Wakil Ketua dari Yahoo, yaitu Terry Semel dan Jerry Yang. Semel, sebagai CEO, memiliki gaya kepemimpinan yang lebih tradisional dan korporat, sedangkan Yang, sebagai pendiri dan Wakil Ketua, memiliki visi yang lebih inovatif dan orientasi teknologi. Ketidakcocokan ini akhirnya mengakibatkan stagnasi dan penurunan kinerja perusahaan, yang pada akhirnya memaksa Yahoo untuk dijual kepada Verizon.

Beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa usia dan pengalaman bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau kegagalan sebuah kepemimpinan. Yang lebih penting adalah bagaimana kedua belah pihak bisa bekerja sama, memiliki visi yang sama, dan saling mendukung untuk mencapai tujuan Bersama, melengkapi satu sama lain, untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan organisasi.

Pada akhirnya, seorang Wakil Ketua memiliki peran yang sangat penting dalam organisasi. Ia bukan hanya sekedar “pengganti” Ketua, tetapi juga berperan aktif dalam menjalankan dan memfasilitasi operasional organisasi. Oleh karena itu, seorang Wakil Ketua harus memiliki keahlian, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk menjalankan peran ini dengan efektif dan sukses.

 

Salam Sehat Semangat Sukses

Bambang Purnomo , SS-BA, CSCA, CAVM Solution Consultant

 Klik di sini buat Donasi para anak yatim piatu dan mendukung eNews PA dengan berita berita Inspiratif lainnya 💡 💡 💡Click here to Donate Orphanages and support insightful, inspirative eNews from PA 💡 💡 💡

Leave a comment

OUR PARTNER

Email

Email

POWER ACTION © 2024. All rights reserved.

POWER ACTION © 2024. All rights reserved.